Judulnya tampak kurangajar. Tanpa ada SAW apalagi Sayyidina. Tapi memang bukan tanpa sengaja. Rubrik dengan pengantar tulisan ini mencoba ketengahkan satu pertanyaan tentang Nabi: bagaimana sebenarnya kepribadian beliau? Sebagai manusia biasa, yang terdiri dari darah, daging dan tulang, yang lahir, tumbuh, dewasa dan menua, kemudian meninggal dunia?
Ada bagian dari sifat-sifat pribadi Nabi yang kemudian menjadi akidah muslimin seluruh dunia: shiddiq, amanah, tablig, fathonah.
Shiddiq artinya jujur. Amanah bisa dipercaya. Nabi dikenal demikian sejak remaja. Tablig maksudnya tak sembunyikan sesuatu. Beliau sampaikan pesan-pesan Langit apa adanya. Fathonah artinya paham. Beliau paham betul apa yang beliau lakukan dan sampaikan. Fathonah juga mengindikasikan tingkat kecerdasan yang pastinya dimiliki oleh seorang pilihan Allah.
Namun, apakah dari keempat sifat wajib Nabi ini cukup bagi kita untuk kemudian memiliki gambaran utuh tentang pribadi Nabi?
Serial Pribadi Nabi akan coba ulas perkembangan hidup Nabi, kepribadian beliau, dari sudut pandang sosial dan psikologis, dalam konteks sosio-historisnya, tidak untuk mengambil sari pelajaran ataupun pemahaman atas agama Islam yang beliau bawa, melainkan untuk, secara garis besar, mengetahui dan memahami bagaimana beliau memandang hidup. Bagaimana beliau melihat diri sendiri dan masyarakat dan dunia. Untuk coba merasakan apa yang barangkali beliau rasakan.
Wallahu a’lam.
Nabi Muhammad Nabi Rohmatallil’alamin