Abu Nawas sedang nyantai di sebuah warung kopi langganannya saat tiba-tiba seseorang datang dan menghampirinya. Lelaki itu bertanya kepada Abu Nawas, “Hai, kapan kamu mati?”
Hampir saja, demi mendengar pertanyaan itu, Abu Nawas keselek kopi panas yang sedang diteguknya.
Dia memandang heran kepada lelaki yang datang-datang nanyak begitu. Dia balik bertanya, “Kenapa pula kamu bertanya kepadaku demikian?”
“Begini, Abu Nawas. Ayahku meninggal tiga bulan yang lalu. Aku ingin titip surat untuknya.”
Abu Nawas meletakkan cangkir kopi yang sedari tadi dipegangnya, lalu dengan pelan dan memasang muka sayu, dia menjawab, “Maaf, Saudaraku. Aku tidak tahu jalan menuju neraka Jahannam. Cobalah kau titipkan suratmu untuk ayahmu kepada orang lain saja.”
Kok tidak tuntas ceritanya…dipanjangkan sdkt lebih seru..hehehe