Seekor Singa dan Tiga Banteng

Oleh: Munaf |

Alkisah di sebuah padang yang subur dan hijau, hiduplah tiga banteng bersahabat yaitu banteng putih, banteng merah dan banteng hitam. Hidup pula bersama mereka di padang subur itu seekor singa.

Pada suatu hari singa menyerang banteng-banteng tersebut untuk dimangsa. Dengan kompak ketiga banteng besar ini menghadapi serangan singa yang ganas. Akibatnya, singa tidak bisa berkutik. Dan menjauh. 

Singa pun memeras otak coba temukan cara nikmati daging banteng yang gemuk dan lezat itu. Ia kemudian mendekati dua ekor banteng, banteng hitam dan banteng merah. Ia berkata, “Sebenarnya aku tidak ada urusan dengan kalian. Aku hanya mau memangsa banteng putih. Kalian adalah temanku. Dengan kekuatanku sebenarnya aku bisa memangsa kalian. Tapi aku tidak mau. Karena kalian aku anggap teman. Maka biarkanlah aku memangsa banteng putih itu.”

Mendengar rayuan singa tersebut, kedua banteng ini pun terpengaruh dan percaya. Apalagi mereka juga ingin bisa istirahat dan nyaman tanpa harus bertarung melawan singa setiap saat.

Maka berhasillah singa menerkam banteng putih. Ia sangat senang. Makan berhari-hari dengan kenyang.

Namun setelah beberapa waktu, singa kembali lapar. 

Diserangnya kedua banteng yang tersisa. Kedua banteng dengan kompak menghadapi serangan singa lapar. Akibatnya singa mundur dan menjauh.

Kemudian singa kembali memakai taktik yang pertama. Ia dekati banteng hitam. “Aku tak ada urusan denganmu. Aku hanya benci dengan banteng merah. Adapun kamu adalah teman terbaikku. Biarkanlah aku memangsa banteng merah it,” kata singa menipu banteng hitam.

Banteng hitam pun percaya. Apalagi dia juga ingin banyak istirahat menikmati hijaunya padang rumput. Tak usah ada pertempuran dengan singa. Akibatnya banteng merahpun tewas diterkam oleh singa.

Singa makan kenyang dan pesta berhari-hari. Namun kemudian ia pun kembali lapar. Makanan sudah habis. Maka banteng hitamlah menjadi mangsa berikutnya.

Dengan mudahnya singa menaklukkan banteng hitam yang sendirian. Tidak ada perlawanan berarti. Menjelang ajalnya datang, banteng hitam berteriak, “Aku telah dimangsa saat banteng putih dimangsa.”

Mendengar teriakan itu, singa bertanya, “Apa maksudmu dengan teriakan ini?”

Banteng hitam menjawab, “Sejak aku izinkan engkau memangsa banteng putih, maka sebenarnya semenjak itu pula aku mempersilahkan diriku untuk kau mangsa.”

 

Share

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *