Rebahan Dapat Pahala

Sumber pengetahuan manusia memang beragam. Sebagaimana tidak ada teori tunggal yang mampu menjelaskan segala hal dalam semesta ini, tidak ada pula kebenaran yang tunggal. Hanya Allah SWT yang hakiki.

Dalam hadapi situasi darurat Corona ini, ada sebagian masyarakat yang mendapatkan wawasan penyikapannya dari ilmu kesehatan. Mereka akan sering-sering cuci tangan, meminimalisir pegang wajah, 6 jam sekali semprot disinfektan, dan tetap tinggal di rumah karena mereka tahu itulah cara yang dianjurkan ilmu kesehatan untuk menjaga diri dan orang lain dari penularan virus.

Sebagian masyarakat yang lain memperoleh wawasan penyikapannya dari ilmu keagamaan. Di sinilah peran penting para dai untuk bisa menyampaikan pesan agama yang benar, subtil, dan tepat. Hadapi pandemi, mereka cari rujukan dalam teks-teks keagamaan bagaimana harus bersikap. 

Adalah tidak tepat apabila kemudian seorang dai menyatakan bahwa yang lebih berhak ditakuti adalah Allah SWT tinimbang cuma virus Corona. Ini contoh pandangan yang sangat dangkal. Dai semacam ini secara tidak langsung membenturkan Allah dengan Corona. 

Atau, “Kenapa harus takut Corona? Kalau sudah ditakdirkan Allah mati, ya mati. Kena Corona ataupun tidak.” Ini pandangan yang lebih berbahaya lagi, karena secara akidah sudah terjerumus pada paham jabariyyah yang sesat.

Penelusuran lebih mendalam pada teks-teks keagamaan akan memberikan kita suatu wawasan yang lebih luas dan panduan yang bijak dan tepat yang dicontohkan Nabi juga sahabat-sahabatnya.

Gubernur Syam pernah me-lockdown wilayahnya karena mewabahnya sebuah penyakit dan menghadang sayyidina Umar yang kala itu menjadi Amiirul mukminin saat hendak memasukinya. Sahabat yang lain membenarkan keputusan gubernur Syam dan mengingat perkataan Nabi bahwa apabila ada sebuah wilayah terkena wabah, maka orang yang di luar tidak boleh masuk dan orang yang di dalam tidak boleh keluar wilayah tersebut.

Dalam sebuah hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nabi Muhammad menyatakan bahwa barangsiapa mau berdiam diri dan tetap di rumah saja pada saat terjadinya wabah maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala syahid.

Hadis ini sahih menurut standar imam Bukhori.

Betapa mudahnya ibadah. Betapa mudah dan manusiawinya Islam.

Jadi, kapan lagi rebahan dapat pahala?

Share

6 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *