Banyak peristiwa kunci pada masa Nabi dan perjuangan yang bersejarah yang terjadi pada bulan Ramadan yang penuh berkah. Apa saja?
Lailatul Qadar
Sudah beberapa tahun terakhir Muhammad melakukan rutinitas tahannust. Asingkan diri. Isolasi diri di sebuah ceruk gua yang banyak berserakan di pinggir kota.
Di antara hening bukit batu granit, kabut dingin yang mengambang, gelap malam dan gemerlap cahaya bintang, Muhammad alami peristiwa maha dahsyat yang tidak pernah ia bayangkan: didatangi Malaikat.
Dan dibacakan ayat-ayat: “Bacalah. Bacalah dengan sebut nama Tuhanmu yang ciptakan. Yang ciptakan manusia dari gumpal darah. Bacalah, Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang ajarkan dengan pena. Ajarkan pada manusia apa yang tak ia tahu.”
Peristiwa turunnya wahyu pertama itu terjadi pada malam 17 di bulan Ramadan. Sebuah malam yang secara tradisional dianggap sebagai simbol diangkatnya Muhammad menjadi Rasul.
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad.
Badar
Perang Badar adalah perang pertama yang pecah antara umat Islam dan pasukan Makkah. Permusuhan yang terus dilancarkan penduduk Makkah dan sikap defensif umat Islam akhirnya tak bisa dipertahankan dan pecah dalam pertemuan dua pasukan perang; 313 pasukan Islam dan seribu pasukan Makkah.
Nabi sebenarnya menghindari permusuhan frontal. Beliau selalu kedepankan dakwah dengan cara hikmah dan mauidhoh hasanah. Namun apa yang tak bisa dihindari, terjadi.
Dalam peristiwa Badar itu pasukan Islam menang gemilang. Ini pertemuan besar pertama antara Islam dan penduduk Makkah, dan umat Islam, meski berjumlah sedikit, menang. Betapa pentingnya arti kemenangan ini, baik secara psikologis maupun politis.
Perang Badar terjadi pada sebuah hari Jumat, 17 Ramadan tahun kedua hijrah. Atau 13 Maret 624 Masehi.
Pembebasan Makkah
Peristiwa penaklukan Makkah itu terjadi tanpa satupun tetes darah yang tumpah. Seluruh kota menyerah. Dan Nabi, tak seperti tradisi pemenang perang Romawi, tak hancurleburkan kota. Nabi mengampuni. Dan menjamin keselamatan mereka.
Peristiwa besar ini terjadi pada 10 Ramadan tahun 8 Hijrah. Peristiwa yang mengubah segalanya dalam peta politik Hijaz.
Takluknya Thaif
Thaif adalah kota subur dan berudara sejuk. Tidak demikian dengan penduduknya. Mereka sombong dan panas. Nabi pernah mendatangi mereka untuk diajak bersahabat dan membicarakan kemungkinan Nabi hijrah ke sana. Bagaimana balasan mereka? Lemparan batu.
Gigi Nabi sampai tanggal terkena Lemparan batu mereka.
Namun tak lama setelah Makkah takluk, suku-suku yang berada di sekitar Makkah satu persatu menyatakan baiatnya. Termasuk Thaif.
Rombongan delegasi Thaif menghadap Rasul pada bulan Ramadan tahun 9 Hijrah.
Runtuhnya Khilafah Rasyidah
Benih perpecahan umat Islam tertabur jauh sebelum Nabi wafat. Perselisihan antar suku, persaingan antar kabilah, dendam kesumat antar musuh pribadi, meski bisa diredam Nabi namun selalu mengintai di pojok sejarah menunggu momen untuk pecah.
Peristiwa kalung sayyidah Aisyah yang tertinggal memicu isu tak sedap dan digoreng sampai garing oleh para petualang politik yang kala itu biasa disebut kaum munafik.
Begitu Nabi wafat, Sahabat Anshor dan Muhajirin berselisih. Keluarga Nabi terlupakan dalam pembicaraan siapa yang hendak ditunjuk gantian Nabi pimpin umat.
Begitu semua sepakat angkat Sayyidina Abu Bakar, apa yang kemudian terjadi? Orang-orang berpaling. Bahasa Arabnya: murtad. Kecuali sahabat Nabi penduduk Madinah dan Makkah, tinggal sedikit yang lain yang tersisa.
Hanya pada masa Sayyidina Umar, umat Islam cenderung stabil secara politik. Wilayah berkembang. Kemakmuran mulai dirasakan. Namun tetap saja perpecahan itu terus mengintai: Sayyidina Umar meninggal dibunuh.
Digantikan Sayyidina Utsman yang sudah sepuh. Dan lagi-lagi beliau meninggal dibunuh.
Digantikan Sayyidina Ali. Dan, coba tebak, bagaimana Sayyidina Ali wafat? Ya. Dibunuh juga.
Sayyidina Ali dibunuh Ibn Muljam pada Ramadan tahun 40 Hijrah.
Tinggalkan Balasan