Temuan Peradaban Islam untuk Hadapi Pandemi

Sejarah berisi lebih banyak wabah dan pandemi dari yang selama ini kita sadari. Umat manusia seharusnya bisa lebih banyak belajar dari pengalaman. Peradaban menciptakan solusi-solusi atas masalah yang mereka hadapi dan piranti untuk permudah hidup. Dan pada gilirannya, solusi-solusi tersebut (gaya hidup, metode produksi, eksploitasi) ciptakan masalah baru yang lebih rumit dan lebih mengancam.

Satu fakta menarik: modernitas menghabiskan lebih banyak uang berkali-kali lipat untuk perkembangan senjata daripada untuk perkembangan industri farmasi. Padahal musuh peradaban lebih sering berwujud pandemi.

Dengan lebih dari 1,2 juta kasus yang tercatat (per 4 April 2020) di seluruh dunia, pandemi Corona yang baru telah membuat seluruh dunia kelimpungan. Kematian telah mencapai hampir 60.000.

Dan jika tidak karena tiga hal, jumlah kematian itu bakal berkali lipat lebih banyak. Tiga hal yang menekan penyebaran Covid-19 tersebut adalah sabun, alkohol, dan karantina. Dan ketiga-tiganya adalah temuan peradaban Islam yang luhur.

Sabun menghindarkan kita dari penularan, alkohol sebagai disinfektan efektif membunuh virus Covid-19 pada tempat-tempat terbuka, dan karantina memutus mata rantai penyebaran.

  • Sabun

“Mencuci tangan Anda dengan sabun dan air akan membunuh virus yang mungkin ada di tangan Anda,” demikian rekomendasi pertama yang ditulis di situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Mencuci tangan adalah anjuran yang paling awal direkomendasikan oleh ahli kesehatan sejak rebaknya wabah Covid-19. Dan yang paling konsisten. Beda, misalnya, dengan anjuran memakai masker wajah.

Awalnya orang dianjurkan untuk memakai masker saat keluar rumah. Terjadilah aksi memborong masker sehingga harganya melejit dan stok menipis. Lalu anjuran ini direvisi dengan hanya yang sakitlah yang sebaiknya memakai masker. Saat kondisi makin tak terkendali, WHO kemudian menganjurkan untuk setiap orang memakai masker wajah.

Penggunaan sabun dalam bentuknya yang paling awal bisa dilacak sampai pada tahun 2800-an sebelum Masehi di Babilonia. Namun, sabun yang biasa kita pakai untuk mandi sekarang ini diproduksi pertamakali di dunia Arab pada abad ke-10 M. Masa yang biasa kita kenal sebagai era keemasan Islam. Syria dengan kota-kota seperti Damaskus dan Aleppo bahkan mengekspor produk sabun hingga ke Afrika, Asia dan Eropa.

  • Alkohol

Alkohol sebagai obat bius telah dipraktikkan manusia sejak tahun 2000-an sebelum Masehi pada peradaban Lembah Indus. Namun, penggunaan alkohol secara medis sebagai disinfektan diperkenalkan dan dikembangkan pertamakali oleh Peradaban Islam.

Metode desinfeksi diperkenalkan pertamakali di mustasyfa Baghdad, rumah sakit pertama yang dibangun pada tahun 805 oleh Khalifah Harun al-Rashid. Praktik ini menyebar ke seluruh dunia Islam berkat keberhasilannya dalam meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien yang menjalani operasi.

Dari bahasa Arab Al-kuhlu, yang berarti esensi, Eropa mendapatkan nama disinfektan ini: alcohol.

  • Karantina

Dunia hari ini menyaksikan fenomena sosial yang belum pernah ada sebelumnya: karantina besar-besaran. Banyak bandara ditutup, pasar disegel, sekolah dan kantor dikosongkan. Orang-orang sakit dikarantina di rumah sakit atau pusat karantina. Orang-orang sehat dipaksa di rumah saja.

Ada beberapa catatan sejarah isolasi yang mirip dengan konsep karantina hari ini. Anjuran karantina untuk mengendalikan penyebaran penyakit muncul pertamakali dalam Al-Qonun, sebuah ensiklopedia medis lima jilid yang disusun dokter muslim bernama Ibnu Sina (980-1037). Kita terkadang mengenalnya sebagai Avicenna.

Ibnu Sina adalah orang pertama yang menerapkan sebuah metode untuk menghindari penularan penyakit melalui isolasi 40 hari. Itulah mengapa Ibnu Sina menyebut metode ini “al-Arba’iniyyah” (empatpuluhan).

Anda tahu? Dari kata inilah orang Italia mendapatkan istilah baru quarantena. Pada gilirannya kata ini diserap bahasa Inggris menjadi quarantine. Orang Indonesia menyebutnya karantina.

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *