FIKIH.ID – Banyak aspek dari agama Islam berkait erat dengan kehidupan, hidup, dan keseharian. Islam tawarkan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan aturan-aturan serta anjuran. Dan dari sekian banyak aspek dari Islam, kita tidak bisa menyelenggarakan yang satu dengan meninggalkan yang lain. Islam menawarkan makna dan tujuan hidup. Melalui seperangkat pola pikir dan rambu-rambu fikih, Islam tawarkan tatanan hidup.
Sebuah tatanan hidup yang bertumpu pada maqashid dan berpijak pada sumber epistem teks, akal sehat dan kebijakan kontekstual.
Dalam konteks fikih, yang pertama harus kita pahami adalah tujuan diselenggarakannya agama. Lalu perangkat dan aturan apa saja yang harus kita miliki dan gunakan untuk kita bisa mencapai tujuan tersebut.
Dari konteks kesejarahan, agama adalah sepaket tujuan, perangkat dan aturan formal maupun normatif, yang dalam perjalanan peradaban umat manusia disusun, dikembangkan, diperbaiki, disempurnakan dan dibuktikan kemaslahatannya demi umat manusia itu sendiri.
Ajaran Islam sepanjang sejarahnya terus mengembangkan dan menyempurnakan diri dengan mengacu pada maqashid syariah dan mashalat umat manusia, sehingga ajaran Islam bisa terus terasa segar dan menyegarkan.
Maka apabila pada suatu masa umat manusia merasakan gejala ketidakmaslahatan ajaran yang disampaikan oleh pemuka agama, kita tahu apa yang disampaikan itu bukanlah ajaran Islam yang sejatinya.
Tinggalkan Balasan