Metode Rasulullah ﷺ Dalam Mengajar (Part II)

Fahrizal Fadil |

  1. Suatu waktu, Rasulullah ﷺ mengajar dengan mempresentasikan perihal barang yang beliau haramkan, sebagai penegas akan keharaman barang tersebut.

Diriwayatkan oleh Abu Daud, An-Nasai, dan Ibnu Majah, dari hadits ‘Ali bin Abi Thalib berkata: “Rasulullah memegang kain sutra dengan tangan kirinya, dan emas dengan tangan kanannya, kemudian diangkat kedua benda tersebut oleh Rasulullah ﷺ seraya berkata; kedua benda ini haram dipakai untuk laki-laki umatku, dan halal untuk perempuan umatku.

Baca Juga: Metode Rasulullah ﷺ Dalam Mengajar (Part I)

  1. Rasulullah ﷺ sering kali memberikan pengetahuan baru tanpa adanya pertanyaan dari sahabat-sahabat beliau, terlebih hal-hal yang amat penting yang jarang disadari oleh kebanyakan orang. Penjelasan ini sebagai antisipasi agar tidak terjadi, atau arahan solusi jika sudah terjadi.

Di dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari hadits Abi Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda: “Setan akan mendatangi kalian dan membisikkan, siapa yang menciptakan ini dan ini? Sampai suatu waktu dia akan membisikkan; siapa yang menciptakan tuhanmu?, Jika sampai pertanyaan ini kepada kalian, maka mohonlah perlindungan kepada Allah.

  1. Rasulullah ﷺ mengajarkan sahabatnya dengan menjawab pertanyaan yang diutarakan. Karena Rasulullah ﷺ bersabda: “obat dari kebodohan adalah bertanya”.
  2. Terkadang, Rasulullah ﷺ menjawab dengan jawaban yang lebih luas dari apa yang ditanyakan, jika beliau ﷺ memandang bahwa memang itu dibutuhkan untuk tambahan keterangan.

Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al-Muwattha’, hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

Baca Juga: Bolehkah Suami Memaksa Istri Untuk Melayaninya?

Salah seorang dari Bani Mudlij bertanya kepada Rasulullah ﷺ: “Wahai Rasulullah, kami berlayar di lautan, dan hanya membawa sedikit air, jika kami gunakan air itu untuk wudhu, kami akan haus, apakah boleh kami berwudhu dengan air laut?”.

Rasulullah ﷺ menjawab: “Air laut suci airnya, halal bangkainya”.

Jawaban Rasulullah ﷺ dengan penjelasan bangkai itu merupakan tambahan dari soal yang ditanyakan, sebab penjelasan itu penting, agar orang yang berlayar dapat mengambil manfaat dari ikan-ikan yang sudah mati yang mengambang di lautan.

  1. Terkadang, Rasulullah ﷺ mengalihkan pertanyaan dengan pertanyaan yang lain. Sebagai contoh, hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim, dari hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik:

Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah ﷺ: Wahai Rasulullah ﷺ, kapan hari kiamat?.

Rasulullah ﷺ pun bertanya balik: “Apa yang telah kamu siapkan untuknya?” Dia menjawab: “aku tidak menyiapkan banyak shalat, puasa maupun sedekah, akan tetapi aku mencintai Allah dan Rasul-Nya”.

Rasulullah ﷺ bersabda: “engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai”.

Pengalihan pertanyaan yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ sebab memandang hal yang lebih penting dari sekedar bertanya kapan hari kiamat, dan lebih bermanfaat bagi penanya.

Sekaligus memberikan kabar gembira bahwa orang akan bersama yang ia cintai, juga memberikan peringatan agar orang tidak mencintai orang yang tidak shalih, agar ia tidak ikut terjerumus ke neraka.

  1. Terkadang, Rasulullah ﷺ menyerahkan kesempatan kepada sahabat untuk menjawab pertanyaan yang diberikan kepada Rasulullah ﷺ, dengan tujuan untuk mendidik mereka.
  2. Terkadang juga, Rasulullah ﷺ mengetes sebagian sahabatnya dengan bertanya tentang sesuatu pengetahuan. Jika sahabat tersebut menjawab dengan benar, maka Rasulullah ﷺ akan memuji dan mengelus dadanya, sebagai apresiasi dari Rasulullah ﷺ atas jawabannya.
  3. Rasulullah ﷺ mengajar dengan diam dan menyetujui apa yang terjadi dihadapannya. Ini merupakan salah satu bagian dari Sunnah, yang biasa disebut oleh ahli Ushul dan Hadits sebagai Taqriri, yang mana diamnya Rasulullah ﷺ sebagai penjelasan bahwa hal tersebut diperbolehkan.
  4. Dalam mengajar, Rasulullah ﷺ juga suka menyelipkan candaan agar tidak terlalu kaku, dengan candaan makan para audiens akan lebih santai, dan lebih ringan menerima pelajaran.

Kehidupan sehari-hari juga tidak lepas dari beban, dengan candaan beban itu hilang semua. Namun, perlu digaris bawahi bahwa candaan Rasulullah kebenaran, tidak ada satupun yang dibuat dari kebohongan. Bahkan didalam candaan tersebut ada hikmah dan ilmu yang bisa dipetik.

  1. Rasulullah ﷺ mengulang pelajaran tiga kali, agar audiens dapat menangkap secara sempurna apa yang disampaikan, pengulangan ini juga bisa sebagai bentuk penguat bahwa yang disampaikan merupakan hal yang penting.

Dalam Shahih Bukhari, Anas bin Malik berkata: bahwa Rasulullah ﷺ jika berbicara maka beliau akan mengulangi nya hingga tiga kali, sampai yang mendengar menjadi faham.

Ringkasan dari kitab Ar-Rasul Al-Mu’allim wa Asalibuhu fi At-Ta’lim hal 125-164.

*Mahasiswa Indonesia di Mesir, asal Aceh. Saat ini menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Fakultas Bahasa dan Sastra Arab. Aktif menulis di Pena Azhary. Suka kopi dan diskusi kitab-kitab turats.

Share

Pengasuh: Dr. Mahmudi Muhson, Lc. MA. Dr. Ahmad Ikhwani, Lc. MA. Dr. Aang Asy'ari, Lc. M. Si. Dr. Bakhrul Huda, Lc. M. E. I. Dr. Ahmad Subqi, Lc. M. Ag. Ahmad Hadidul Fahmi, Lc. Muhammad Amrullah, Lc. Imam Nawawi, Lc. MA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *