Presiden Republik Indonesia keempat, Gus Dur, memiliki lelucon-lelucon abadi. Salah satunya tentang sopir bis malam. Diriwayatkan, di akhirat kelak banyak sopir-sopir bis malam akan masuk surga lebih duluan daripada beberapa penceramah agama.
Saat para penceramah agama ini protes, malaikat yang bertugas menjelaskan, “Ceramah kalian bikin banyak umat gampang marah. Sedangkan mereka, sopir-sopir bis malam ini, mereka saat bekerja selalu bikin para penumpang mengingat Allah SWT.”
Ini jenis guyonan yang tak akan lekang jaman. Selalu terasa aktual. Dan, sebagaimana lelucon lain, sedikit-banyak ada benarnya.
Membahas sopir, ada banyak hal yang layak kita petik pelajaran hidup dari mereka.
Margin of Error
Sopir yang baik selalu menyadari risiko besar dari pekerjaannya. Lengah sedikit saja, apa pun bisa terjadi. Sikap ideal hidup di jalanan tentu dengan tak langgar aturan. Namun ada satu maqashid syariah yang sadar atau tidak selalu dipegang teguh oleh para sopir: hifdzun nafsi. Keselamatan jiwa.
Menjadi sopir profesional adalah jenis pekerjaan yang prinsip trial and error tak bisa diterapkan. Margin of errornya nol persen. Sopir dituntut untuk terus waspada, setiap saat, hingga saat-saat terkecil sekalipun. Tidak boleh lengah meski sepersekian detik. Akibatnya bisa terjadi microsleep dan sopir kehilangan kendali atas tubuh dan kendaraan.
Level celaka memang beda-beda. Bisa saja cuma berupa senggolan spion dengan tetangga dan bisa diselesaikan dengan ngopi bersama di beranda. Tapi tetap saja itu tak kita harapkan.
Sama dengan pandemi. Mungkin saja bila kita terpapar akibatnya tidak fatal. Mungkin saja kita kemudian waspada dan langsung karantina mandiri sehingga tidak menularkan virus tersebut ke orang-orang terdekat. Tapi tetap saja itu tidak kita harapkan.
Tawakkal dan Ikhtiar
Sopir percaya doa, tapi tak pernah mengandalkannya. Sebelum berangkat bekerja dia akan merapal setiap doa yang dia hapal. Tapi begitu tancap gas, ia akan ‘ambil setiap sebab’ yang bisa hantarkannya sampai tujuan dengan selamat.
Sopir itu tawakalnya luar biasa, tapi dia tak ingkar ikhtiar. Tawakal itu di akhir. Kalau di depan namanya DP.
Sikap ini, tawakal dan ikhtiar, harus pula kita terapkan dalam keseharian. Apalagi dalam hadapi pandemi yang makin hari dampaknya belum tunjukkan perbaikan.
Gas
Gas pokoe