Amal yang Pahalanya Terus Mengalir

Di antara sekian banyak laku ibadah, dengan berbagai macam dimensinya, ada beberapa yang disebut Nabi Muhammad SAW sebagai laku yang pahala atau nilai-nilai kebaikannya terus tumbuh meski pelakunya telah lama tiada.

Abu Hurairah menyatakan bahwa Nabi pernah bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang telah tiada, terputuslah lakunya, kecuali tiga: Sedekah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh.”

Jika kita perhatikan, ketiga bentuk amal ini adalah ibadah yang memiliki dimensi sosial dan berkait erat dengan upaya manusia memanusiakan manusia.

Sedekah

Jelas bahwa harta yang kita tasarufkan, yang kita keluarkan untuk kepentingan orang lain, itulah yang sebenar harta simpanan kita yang abadi.

Sebidang tanah subur, sepetak kapling untuk tempat ibadah atau sekolah atau ruang publik lainnya, sebuah sumur, buku-buku, padasan untuk pejalan basuh muka atau tenggak airnya hilangkan dahaga, atau sederet angka dalam rekening yang kita transfer.

Ilmu yang Bermanfaat

Mencerdaskan anak bangsa adalah tugas satu generasi pada generasi selanjutnya. Ilmu-ilmu sosial yang bermanfaat dan membentuk karakter bangsa, ilmu-ilmu terapan yang berguna memudahkan hidup dan penghidupan, ilmu yang membuat kita bisa lebih maksimal memakmurkan dan melestarikan bumi, ilmu yang mendekatkan kita pada Kebenaran Hakiki.

Keturunan Saleh

Anak-anak bukan milik kita. Mereka titipan. Lebih dari itu, mereka amanah. Tugas orangtua curahkan cinta dan didik mereka agar berguna.

Bahagia dan beruntungnya mereka yang bisa bersedekah, bisa timba ilmu dan amalkan ilmu yang telah kita miliki, bisa bangun keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah yang hadirkan anak-anak jaman sebagai generasi penerus yang bisa diandalkan dan berikan manfaat yang berlimpah.

Semoga. Amin.

6 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *