Redaksi|
Puasa merupakan ibadah yang spesial. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan pahala orang berpuasa langsung berurusan dengan Allah Swt. (فانه لي، وانا اجزي به). Selain hal di atas, masih banyak lagi dalil yang menerangkan keistimewaan ibadah puasa.
Baca Juga: Tertinggal Bacaan Fatihah Iman Tarawih
Lebih dari itu, ibadah puasa sendiri memiliki beberapa tingkatan sehingga mempengaruhi kualitas pahala yang dijanjikan Allah Swt. Ada yang berpuasa untuk berpantang makan dan minum. Ini adalah tingkatan puasa yang paling rendah. Berikutnya adalah mereka yang menjauhkan diri dari makanan dan minuman serta perbuatan jahat dan pembicaraan tercela. Kemudian ada segolongan orang yang menjauhkan diri dari semua hal di atas dan hati mereka menjauhkan diri dari tingkah dan kelakuan apa pun dan yang sama sekali mengabaikan segala kepentingan. Kepentingan bagi golongan ini adalah tidak lain, kecuali hanya untuk mencapai ridha Allah Swt. Ini adalah tingkat tertinggi puasa.
Baca Juga: Ikhlaskah Puasa Anda?
Imam Abu Hamid Al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin menjelaskan tiga derajat puasa sebagai berikut:
- Puasa orang biasa: Puasa terdiri dari tidak makan, minum, kepuasan seksual dan hal yang membatalkan lainnya.
- Puasa beberapa orang terpilih: Itu terdiri dari menjaga maksiat telinga, mata, lidah, tangan, kaki dan semua organ lainnya agar terbebas dari dosa.
- Puasa elit: Ini terdiri dari pantang hati dari pikiran dan kekhawatiran duniawi atau keasyikan dengan apa pun selain Allah Swt.
Wallahu a’lam bimuradihi.
Sumber: https://www.dar-alifta.org/Foreign/ViewFatwa.aspx?ID=8055
Tinggalkan Balasan