Sunnah Gosok Gigi

– Syahrul Mujib -*

Gosok gigi merupakan anjuran Islam untuk dilakukan setiap hari demi menjaga kebersihan lahiriah dan kesehatan jasmani. Sabda Nabi,

لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك مع كل وضوء

“Jika bukan karena kuatir bebani umatku, aku perintahkan mereka untuk gosok gigi setiap ambil wudhu.”

Ada beberapa hal yang bisa kita catat dari hadits Nabi SAW di atas. Pertama, gosok gigi adalah anjuran (sunnah) yang sangat ditekankan oleh Nabi, hingga cara ungkap Nabi sedemikian berbekas: “Kalau saja bukan karena kuatir bebani”.

Kedua, sunnah wudhu adalah mengiringinya dengan gosok gigi.

Ketiga, lihatlah, betapa gosok gigi yang merupakan hal yang kini rutin kita lakukan dan tak memberatkan dikuatirkan Nabi bisa menjadi sebuah beban. Artinya: betapa mudahnya Islam. Betapa ringannya ibadah.

Nah, berikut praktik pelaksanaan sunnah dalam menggosok gigi sesuai dengan yang dijelaskan di kitab Hasyiyah Syaikh Ibrahim Al Baijuri Ala Fathil Qarib Al Mujib

  1. Dimulai dengan niat gosok gigi terlebih dulu. Karena orang yang gosok gigi secara kebetulan atau memang sudah menjadi rutinitasnya setiap hari, bisa tak mendapat nilai kesunnahan menggosok gigi ketika dijalankan tanpa niat melakukan kesunnahan. Adapun niat menggosok gigi sebagai berikut;

نَوَيْتُ الإِسْتِيَاكَ سُنَّةً لِلّهِ تَعَالى

Nawaitul istiyaaka sunnatan lillahi ta’aalaa

Artinya: Saya berniat melakukan sunnah gosok gigi karena Allah Ta’ala.

  1. Menggosok gigi disunnahkan menggunakan tangan kanan. Disunnahkan pula menggosok gigi bagian kanan terlebih dahulu, sampai pada gigi tengah, kemudian bagian deretan kiri. 
  2. Langkah ke-2 di atas dilakukan 3x putaran.
  3. Setelah itu, kita juga disunnahkan berdoa sebagai berikut;

 اَللَّهُمَّ بَيِّضْ بِهِ أَسْنَانِيْ، وَشُّدُّ بِهِ لِثَاتِىْ، وَثَبِّتْ بِهِ لَهَاتِيْ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْهِ ياَ اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Allâhumma bayyidl bihî asnânî, wa syuddu bihî litsâtî, wa tsabbit bihî lahâtî, wa bârik fîhi, yâ Arhamar Râhimîn.

Artinya: “Ya Allah, semoga Engkau putihkan gigi-gigiku, kokohkan gusi-gusiku, kuatkan katup nafas kami, berilah kami keberkahan, wahai Dzat Penuh Kasih Penuh Sayang.” 

Wallahu a’lam.

*Pengurus Rijalul Ansor, alumnus Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang

——————–

(Rujukan: “Hasyiyah Syaikh Ibrahim Al Baijuri Ala Fathil Qarib Al Mujib,” cetakan 1994, Darul Fikr, Lebanon). 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *